Kabar Indonesia - Para pendukung Presiden Hosni Mubarak melepaskan   tembakan ke arah para pengunjukrasa anti Mubarak yang berada di Bundaran   Tahrir, Kairo, dalam insiden tersebut, menurut keterangan Saksi mata   menyebutkan sedikitnya 15 orang menderita luka-luka. 
Seorang wanita berusia 33 tahun mengatakan, para pengunjukrasa yang   menentang Presiden Mubarak tidak akan menyerah.  “Kami tak akan mundur,”   ujarnya.Selasa lalu, Mubarak yang telah  berkuasa 30 tahun berjanji akan  menyerahkan kekuasaan September nanti.   Dia marah kepada pengunjukrasa  yang menginginkannya segera mundur dari  kursi kepresidenan dan terhadap  anjuran Amerika Serikat yang  menyatakan perubahan “harus mulai  sekarang”.
Sehari kemudian, Angkatan Darat Mesir menyerbu kubu reformis,  tiba-tiba  pendukung Mubarak yang menunggang kuda dan unta melemparkan  bom-bom  bensin dan menyerang pengunjukrasa di Tahrir.
Banyak orang berpendapat aksi itu dilakukan oleh kelompok yang didukung pemerintah.
“Mereka melemparkan bom-bom bensin ke arah kami dari jembatan di bagian utara Bunderan Tahrir,” ujar seorang saksi mata.
Para demonstran anti Mubarak membalas dengan lemparan batu dan   menyatakan para penyerang adalah personel polisi berpakaian preman.
Kementerian Dalam Negeri Mesir membantah tuduhan tersebut dan  pemerintah  menolak seruan dunia guna mengakhiri kekerasan dan memulai  pengalihan  kekuasaan.
Rabu malam, para pengunjukrasa masih berkumpul di Tahrir yang menjadi pusat demontrasi massal di hari kesepuluh unjuk rasa itu.
Sejauh ini dalam aksi demonstrasi anti Mubarak sudah menewaskan   sedikitnya 145 orang, sementara demonstrasi terus terjadi di berbagai   wilayah negara Arab itu.
Namun Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Navi Pillay menyebutkan 300 orang diperkirakan tewas.
Hentikan
Sebelumnya, Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman, mendesak 2.000   demonstran di Tahrir untuk meninggalkan kawasan itu dan mematuhi jam   malam yang diberlakukan untuk memulihkan ketertiban.
Ia mengatakan dialog dengan kubu reformis dan oposisi bergantung pada   diakhirnya protes jalanan, namun pengunjukrasa membuat penghalang di   Tahrir untuk mencegah pendukung Mubarak masuk.
“Tempat ini akan segera berubah jadi rumah jagal jika tentara tidak   campur tangan,” kata Ahmed Maher, yang melihat pendukung Mubarak   bersenjata pedang dan pisau, kepada Reuters.
Para pejabat mengatakan tiga orang tewas dalam kekerasan, sedangkan   seorang dokter di tempat kejadian menyebutkan angka 1.500 untuk orang   yang cedera.
Tokoh opisisi Mohamed ElBaradai, peraih Hadiah Nobel Perdamaian, menyerukan Angkatan Darat turun tangan menghentikan kekerasan.
Pasukan AD yang mendesak pengunjukrasa meningalkan jalan-jalan, telah   menyeru para demonstran bahwa  tuntutan mereka telah didengar   pemerintah. Namun masih banyak yang bertahan menduduki Tahrir sampai   Mubarak mundur dari jabatannya.
Khalil, pria yang berusia sekitar 60 tahun dengan hanya bersenjata   pentungan, berteriak menyalahkan pendukung Mubarak dan personil keamanan   yang menyulut bentrokan. “Kami tidak akan pergi,” katanya kepada   Reuters. “Setiap orang siaga.” Teriaknya. (Reuters)
Video tertembaknya pengunjuk rasa oleh polisi:
Mau Kaya $$$$ dari Internet Hasilkan Jutaan Seperti Saya? Gratis hanya untuk yang serius 100% TANPA MODAL! Ayo daftar sekarang Klik disini
 
0 Comments:
EMOTICON :
Posting Komentar